Aku
adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Jarak usiaku dengan adik- adikiku tak jauh beda kami hanya selisih 2
tahun karna itu kami sangat dekat. Dulu keluarga kami sangat berkecukupan tapi
setelah ayahku di PHK dan tidak bekerja akhirnya Ibuku juga ikut membantu
mencari uang. Semua berawal dari perselisihan kecil, ayahku yang terus menganggur
membuat ibuku semakin uring-uringan
karna kebutuhan kami yang banyak dan menumpuk hutang. Pertengkaran demi
pertengkaran mereka lakukan hanya karena hal sepele dan ego yang tinggi untuk
saling berargumen membuat pertengkaran itu semakin mengerikan. Aku hanya bisa
terdiam di sudut kamar, melindungi adik-adikku agar tidak trauma mendengar
orang tuanya sendiri sedang berargumen. Aku menangis, terpukul, terlebih
adik-adikku yang sangat polos ini terpaksa harus melihat semuanya. Akhirnya ibu
membawa kami semua pergi dan tinggal di rumah nenek. Hampir berbulan- bulan
kami tinggal di rumah nenek tapi belum ada kedamaian antara ayah dan ibuku. Aku
memutuskan membantu ibuku mencari uang
sepulang sekolah dengan bekerja di Toko Parfum milik saudaraku. Sangat sulit
untuk membagi waktu apalagi saat itu aku menginjak kelas 3 sma dan akan
mengikuti Ujian Nasional.
Kedua
orang tuaku akhirnya berdamai, tapi itu tak berlangsung lama ketika ayahku menghabiskan
tabungan ibuku dan menjual barang-barang yang ada di rumah. Oh tuhan untuk apa
semuanya?? Hal itu membuat ibuku semakin
marah belum lagi dengan biaya uang
sekolah kami yang berbulan-bulan belum terbayar karna gaji ibuku hanya cukup
untuk makan. Perselisihan itu semakin hari semakin menjadi-jadi. Ibuku sudah
tak mau berdamai lagi dengan ayahku. Entah sampai kapan,aku akan bergelayut
dalam cerita yang menyedihkan. Sebagai anak, aku hanya bisa mengabdi dan
berbakti pada kedua orang tuaku. Aku menyayanginya lebih dari apapun. aku
mencintai mereka lebih dari yang mereka tahu! Dan tentunya, aku tak ingin
kehilangan mereka. Aku kehilangan kasih sayang, kehilangan perhatian yang dulu
mereka berikan. Kelulusan sekolah harusnya adalah hari yang paling
membahagiakan tapi tidak bagiku karna cuman ibuku yang mendampingi acara wisuda
kelulusanku. Ayahku pergi ke
Sulawesi dan bekerja disana.
Setelah
lulus SMA aku kerja di Koperasi tapi itu tak berlangsung lama hanya beberapa
bulan setelah itu aku bekerja di Fotocopy. Dari bekerja di Fotocopy sedikit
demi sedikit aku mengumpulkan uang untuk biaya pendaftaran kuliah. Aku tak mau
merepotkan ibuku.Uang yang selama ini dikirim ayahku juga habis untuk keperluan
sekolah adik-adikku sedangkan gaji ibuku juga hanya cukup untuk kami makan.
Tak
beberapa lama ayahku kembali dari Sulawesi. Tapi aku semakin tak mengenal dia.
Sifatnya juga mulai berubah pada ibu dan kami. "PERCERAIAN' satu kata yang
enggan sekali untuk aku ceritakan. aku benci dengan kata itu! Kata yang
membuatku merasa menderita sebagai anak. Yaa, aku sebagai anak hanya menjadi
korban dari pelampiasan pertengkaran hebat yang selalu mereka pertontonkan di
depan anak-anaknya. Sebagai anak sulung, aku bisa apa? Melerai? Tapi di
ceramahi. Pergi? Tapi tak bisa. Lapor polisi?kan gak mungkin.
Waktu
berkata lain. Waktu yang membawa mereka kedalam masalah yang tak bisa
dihindari. Krisis ekonomi, kesalah pahaman, dan hal sepele lainnya uang membuat
topik dan penyebab pertengkaran mereka. Hal tersulit yang aku lakukan adalah
ketika harus memilih dan memberikan keputusan. Yahh!! Orang Tuaku sudah sepakat
untuk bercerai tanpa melihat kami anak-anaknya. Aku ingin sekali
tertawa,bergurau dengan mereka. Namun apa yang aku lihat dan rasakan? Hanya
kepedihan, tangisan , pukulan ,dan sifat keras kepala yang sudah permanen dalam
diri kedua orang tuaku. Menjadi anak broken home itu sangat menyakitkan,Tapi semua
itu banyak hikmahnya. Dari broken home aku lebih sabar dan tegar dalam
menghadapi cobaan. Menjadi anak broken home mengajariku untuk menjadi sosok
manusia yang tidak mudah menyerah dalam segala hal dan menjadikanku sebagai
anak yang kuat dan mandiri. Aku berhenti menyalahkan Tuhan dengan adanya
hidupku yang seperti ini. Karena inilah hidup yang harus aku jalani. Aku harus
kuat! Aku harus bisa menerima keadaan! Aku harus bisa menjadi anak yang di
banggakan.
September
2013, bisa dibilang awal dari semua perubahan yang ada pada diriku. Seseorang datang
ke tempat kerjaku, Namanya Mbak Dian dia menawarkan pekerjaan di BNN Sidoarjo sebagai
staf keuangan. Mungkin semua ini sudah digariskan,Tanggal 2 September aku
melamar kerja di BNN. Setelah melalui proses Interview dsb akhirnya aku
diterima bekerja. Banyak ilmu yang aku peroleh selama bekerja disana terutama
tentang keuangan pemerintahan. Aku sangat senang bekerja disana. Akhirnya aku
tahu siapa yang merekomendasikan aku bekerja disitu Mas Wisnu dan Mbak Firda.
Mereka adalah langgananku selama di Fotokopi. Aku sangat berterimakasih pada
mereka berdua.
Tak
Pernah terbayangkan ketika tahu ternyata pimpinanku seorang Polisi berpangkat.
Awalnya emang sedikit takut karna aku berfikir pasti akan ada jarak antara
bawahan dan atasan. Tapi tidak untuk bapak yang satu ini. Beliau sangat dekat dengan pegawainya dan
membebaskan pegawainya untuk berinovasi dan berkembang serta memberikan support
kepada kami untuk menjadi yang lebih baik. ketika jaman sekolah aku sangat
tidak menyukai Polisi tapi sekarang aku malah bekerja dengan Polisi.
Pada
bulan Agustus 2014 Pimpinanku memberikan kebebasan kepada pegawainya untuk
mendaftar CPNS. Semua teman- teman kerjaku mendaftar CPNS BNN tapi tidak
untukku karna di Formasi peneriman BNN yang dibutuhkan adalah D3 dan S1
sedangkan aku hanya lulusan SMK dan kuliahku
baru semester awal. Tapi aku tidak berkecil hati setelah browsing di
internet ternyata ada beberapa daerah yang membutuhkan formasi SMK tapi terlalu
jauh dan jumlah yang dibutuhkan juga sedikit. Aku sabar menunggu hingga pada
suatu hari Ibu Dona PNS dari Dispora yang dulu mengajariku sewaktu beliau di
BNN memberikan aku informasi tentang penerimaan CPNS di Sidoarjo. Dan ternyata
formasi di Sidoarjo lebih banyak dan khusus untuk anak daerah sidoarjo membuat
peluangku untuk keterima jauh lebih besar.
Proses
yang kulalui begitu rumit, Karna ini pertama kali aku mengikuti tes CPNS.
Setelah mendaftar secara online aku mengumpulkan berkas- berkas administrasi
dan menunggu Surat Balasan. Aku lolos administrasi dan kemudian mengikuti tes
CAT di BKN kemudian aku lolos tahapan selanjutnya dan mengikuti Tes Kemampuan
Bidang dan Wawancara di ITS.
Aku
sangat sengat senang ketika aku dinyatakan Lolos tes CPNS Pemkab. Sidoarjo.
Sujud syukur aku lakukan. Nenek dan Ibuku bahkan meneteskan air mata karna
sangat bahagia. Semua teman-teman kantorku, Bapak Kasubagku, Bendahara, bahkan
Kepala Kantor juga mengucapkan selamat kepadaku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi rasa
bahagia tak cukup untuk mewakili semua perasaanku saat itu. Ada satu hal yang
tak akan pernah aku lupakan saat hari terakhir aku bekerja di BNN yaitu ketika
Kasubaggku Pak Antok yang selama ini satu ruangan denganku memberikan pesan
kepadaku dalam apel. Dalam apel tersebut beliau menceritakan perjalananku mulai
dari awal bekerja disitu hingga akhirnya aku diterima menjadi CPNS. Beliau juga
mempersilahkan aku untuk memberikah sepatah dua kata tetapi karena gugup aku
cuman bisa terdiam dan hanya memberikan ucapan terima kasih. Terima kasih Pak Pri selaku Kepala BNN Kab.
Sidoarjo yang telah memberikan dorongan dan support hingga saya berhasil,
Terima kasih Pak antok yang telah membimbing saya selama. Terima kasih
bendaharaku yang super duper cerewet dan judes tapi sangat mendukungku menjadi
lebih baik. Terima kasih Mas Wisnu dan Mbak Firda tanpa kalian mungkin aku
masih bekerja di Fotokopi. Terima kasih untuk teman-teman dari Tata Usaha,
Pencegahan, Pemberantasan dan Pemberdayaan masyarakat yang selalu memotivasiku.
Untuk ayah dan ibuku terima kasih untuk doa yang selama ini kau panjatkan. Aku
bersyukur mempunyai kalian walau sekarang kalian tak bersama. Terima kasih
untuk apa yang kau gariskan walau untuk mencicipi kebahagiaan harus pernah
merasakan sakit-sakitan. Berani menghampiri bayangan ketakutan, karena jika
kita berhasil menakhlukan bayangan tersebut, itulah keberhasilan yang sesungguh
nya. Tidak ada orang yang baru di lahir kan langsung sukses. Semua penuh dengan
lika-liku hidup yang bagaimana ia berhasil memilah jalan hidup nya. Jangan
pernah takut untuk mengejar impian jika hanya karena kamu miskin, sebab ALLAH
telah mengatur jalan kamu. Pelajarilah apa yang telah di ajarkan Nya dari
perjalan hidupmu yang tidak akan pernah menjadi sia-sia.
Itulah ceritaku yang hanya bisa aku
tuang lewat secarik kertas dan karna itu aku mengambil judul “ Story of my
Life”
Ada beberapa kalimat yang aku ambil dari blogspot orang lain :D