Senin, 31 Agustus 2015

Story of my life



Aku adalah anak pertama dari lima bersaudara.  Jarak usiaku dengan adik- adikiku tak jauh beda kami hanya selisih 2 tahun karna itu kami sangat dekat. Dulu keluarga kami sangat berkecukupan tapi setelah ayahku di PHK dan tidak bekerja akhirnya Ibuku juga ikut membantu mencari uang. Semua berawal dari perselisihan kecil, ayahku yang terus menganggur membuat ibuku  semakin uring-uringan karna kebutuhan kami yang banyak dan menumpuk hutang. Pertengkaran demi pertengkaran mereka lakukan hanya karena hal sepele dan ego yang tinggi untuk saling berargumen membuat pertengkaran itu semakin mengerikan. Aku hanya bisa terdiam di sudut kamar, melindungi adik-adikku agar tidak trauma mendengar orang tuanya sendiri sedang berargumen. Aku menangis, terpukul, terlebih adik-adikku yang sangat polos ini terpaksa harus melihat semuanya. Akhirnya ibu membawa kami semua pergi dan tinggal di rumah nenek. Hampir berbulan- bulan kami tinggal di rumah nenek tapi belum ada kedamaian antara ayah dan ibuku. Aku memutuskan membantu ibuku  mencari uang sepulang sekolah dengan bekerja di Toko Parfum milik saudaraku. Sangat sulit untuk membagi waktu apalagi saat itu aku menginjak kelas 3 sma dan akan mengikuti Ujian Nasional.
Kedua orang tuaku akhirnya berdamai, tapi itu tak berlangsung lama ketika ayahku menghabiskan tabungan ibuku dan menjual barang-barang yang ada di rumah. Oh tuhan untuk apa semuanya?? Hal itu membuat ibuku  semakin marah  belum lagi dengan biaya uang sekolah kami yang berbulan-bulan belum terbayar karna gaji ibuku hanya cukup untuk makan. Perselisihan itu semakin hari semakin menjadi-jadi. Ibuku sudah tak mau berdamai lagi dengan ayahku. Entah sampai kapan,aku akan bergelayut dalam cerita yang menyedihkan. Sebagai anak, aku hanya bisa mengabdi dan berbakti pada kedua orang tuaku. Aku menyayanginya lebih dari apapun. aku mencintai mereka lebih dari yang mereka tahu! Dan tentunya, aku tak ingin kehilangan mereka. Aku kehilangan kasih sayang, kehilangan perhatian yang dulu mereka berikan. Kelulusan sekolah harusnya adalah hari yang paling membahagiakan tapi tidak bagiku karna cuman ibuku yang mendampingi acara wisuda kelulusanku.  Ayahku pergi ke Sulawesi  dan bekerja disana.
Setelah lulus SMA aku kerja di Koperasi tapi itu tak berlangsung lama hanya beberapa bulan setelah itu aku bekerja di Fotocopy. Dari bekerja di Fotocopy sedikit demi sedikit aku mengumpulkan uang untuk biaya pendaftaran kuliah. Aku tak mau merepotkan ibuku.Uang yang selama ini dikirim ayahku juga habis untuk keperluan sekolah adik-adikku sedangkan gaji ibuku juga hanya cukup untuk kami makan.
Tak beberapa lama ayahku kembali dari Sulawesi. Tapi aku semakin tak mengenal dia. Sifatnya juga mulai berubah pada ibu dan kami. "PERCERAIAN' satu kata yang enggan sekali untuk aku ceritakan. aku benci dengan kata itu! Kata yang membuatku merasa menderita sebagai anak. Yaa, aku sebagai anak hanya menjadi korban dari pelampiasan pertengkaran hebat yang selalu mereka pertontonkan di depan anak-anaknya. Sebagai anak sulung, aku bisa apa? Melerai? Tapi di ceramahi. Pergi? Tapi tak bisa. Lapor polisi?kan gak mungkin.
Waktu berkata lain. Waktu yang membawa mereka kedalam masalah yang tak bisa dihindari. Krisis ekonomi, kesalah pahaman, dan hal sepele lainnya uang membuat topik dan penyebab pertengkaran mereka. Hal tersulit yang aku lakukan adalah ketika harus memilih dan memberikan keputusan. Yahh!! Orang Tuaku sudah sepakat untuk bercerai tanpa melihat kami anak-anaknya. Aku ingin sekali tertawa,bergurau dengan mereka. Namun apa yang aku lihat dan rasakan? Hanya kepedihan, tangisan , pukulan ,dan sifat keras kepala yang sudah permanen dalam diri kedua orang tuaku. Menjadi anak broken home itu sangat menyakitkan,Tapi semua itu banyak hikmahnya. Dari broken home aku lebih sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan. Menjadi anak broken home mengajariku untuk menjadi sosok manusia yang tidak mudah menyerah dalam segala hal dan menjadikanku sebagai anak yang kuat dan mandiri. Aku berhenti menyalahkan Tuhan dengan adanya hidupku yang seperti ini. Karena inilah hidup yang harus aku jalani. Aku harus kuat! Aku harus bisa menerima keadaan! Aku harus bisa menjadi anak yang di banggakan.
September 2013, bisa dibilang awal dari semua perubahan yang ada pada diriku. Seseorang datang ke tempat kerjaku, Namanya Mbak Dian dia menawarkan pekerjaan di BNN Sidoarjo sebagai staf keuangan. Mungkin semua ini sudah digariskan,Tanggal 2 September aku melamar kerja di BNN. Setelah melalui proses Interview dsb akhirnya aku diterima bekerja. Banyak ilmu yang aku peroleh selama bekerja disana terutama tentang keuangan pemerintahan. Aku sangat senang bekerja disana. Akhirnya aku tahu siapa yang merekomendasikan aku bekerja disitu Mas Wisnu dan Mbak Firda. Mereka adalah langgananku selama di Fotokopi. Aku sangat berterimakasih pada mereka berdua.
Tak Pernah terbayangkan ketika tahu ternyata pimpinanku seorang Polisi berpangkat. Awalnya emang sedikit takut karna aku berfikir pasti akan ada jarak antara bawahan dan atasan. Tapi tidak untuk bapak yang satu ini.  Beliau sangat dekat dengan pegawainya dan membebaskan pegawainya untuk berinovasi dan berkembang serta memberikan support kepada kami untuk menjadi yang lebih baik. ketika jaman sekolah aku sangat tidak menyukai Polisi tapi sekarang aku malah bekerja dengan Polisi.
Pada bulan Agustus 2014 Pimpinanku memberikan kebebasan kepada pegawainya untuk mendaftar CPNS. Semua teman- teman kerjaku mendaftar CPNS BNN tapi tidak untukku karna di Formasi peneriman BNN yang dibutuhkan adalah D3 dan S1 sedangkan aku hanya lulusan SMK dan kuliahku  baru semester awal. Tapi aku tidak berkecil hati setelah browsing di internet ternyata ada beberapa daerah yang membutuhkan formasi SMK tapi terlalu jauh dan jumlah yang dibutuhkan juga sedikit. Aku sabar menunggu hingga pada suatu hari Ibu Dona PNS dari Dispora yang dulu mengajariku sewaktu beliau di BNN memberikan aku informasi tentang penerimaan CPNS di Sidoarjo. Dan ternyata formasi di Sidoarjo lebih banyak dan khusus untuk anak daerah sidoarjo membuat peluangku untuk keterima jauh lebih besar.
Proses yang kulalui begitu rumit, Karna ini pertama kali aku mengikuti tes CPNS. Setelah mendaftar secara online aku mengumpulkan berkas- berkas administrasi dan menunggu Surat Balasan. Aku lolos administrasi dan kemudian mengikuti tes CAT di BKN kemudian aku lolos tahapan selanjutnya dan mengikuti Tes Kemampuan Bidang dan Wawancara di ITS.
Aku sangat sengat senang ketika aku dinyatakan Lolos tes CPNS Pemkab. Sidoarjo. Sujud syukur aku lakukan. Nenek dan Ibuku bahkan meneteskan air mata karna sangat bahagia. Semua teman-teman kantorku, Bapak Kasubagku, Bendahara, bahkan Kepala Kantor juga mengucapkan selamat kepadaku.  Aku tak bisa berkata apa-apa lagi rasa bahagia tak cukup untuk mewakili semua perasaanku saat itu. Ada satu hal yang tak akan pernah aku lupakan saat hari terakhir aku bekerja di BNN yaitu ketika Kasubaggku Pak Antok yang selama ini satu ruangan denganku memberikan pesan kepadaku dalam apel. Dalam apel tersebut beliau menceritakan perjalananku mulai dari awal bekerja disitu hingga akhirnya aku diterima menjadi CPNS. Beliau juga mempersilahkan aku untuk memberikah sepatah dua kata tetapi karena gugup aku cuman bisa terdiam dan hanya memberikan ucapan terima kasih.  Terima kasih Pak Pri selaku Kepala BNN Kab. Sidoarjo yang telah memberikan dorongan dan support hingga saya berhasil, Terima kasih Pak antok yang telah membimbing saya selama. Terima kasih bendaharaku yang super duper cerewet dan judes tapi sangat mendukungku menjadi lebih baik. Terima kasih Mas Wisnu dan Mbak Firda tanpa kalian mungkin aku masih bekerja di Fotokopi. Terima kasih untuk teman-teman dari Tata Usaha, Pencegahan, Pemberantasan dan Pemberdayaan masyarakat yang selalu memotivasiku. Untuk ayah dan ibuku terima kasih untuk doa yang selama ini kau panjatkan. Aku bersyukur mempunyai kalian walau sekarang kalian tak bersama. Terima kasih untuk apa yang kau gariskan walau untuk mencicipi kebahagiaan harus pernah merasakan sakit-sakitan. Berani menghampiri bayangan ketakutan, karena jika kita berhasil menakhlukan bayangan tersebut, itulah keberhasilan yang sesungguh nya. Tidak ada orang yang baru di lahir kan langsung sukses. Semua penuh dengan lika-liku hidup yang bagaimana ia berhasil memilah jalan hidup nya. Jangan pernah takut untuk mengejar impian jika hanya karena kamu miskin, sebab ALLAH telah mengatur jalan kamu. Pelajarilah apa yang telah di ajarkan Nya dari perjalan hidupmu yang tidak akan pernah menjadi sia-sia.
            Itulah ceritaku yang hanya bisa aku tuang lewat secarik kertas dan karna itu aku mengambil judul “ Story of my Life”  

Ada beberapa kalimat yang aku ambil dari blogspot orang lain :D